Kata Orang Rindu Itu Indah Namun Bagiku
Boneka sebagai Sebentuk Doa
Boneka sebagai Sebentuk Doa
Segmen pertama pameran ini menghadirkan boneka-boneka yang berasal dari sekitar 1,000 tahun yang lalu, di mana Ningyō masih terbuat dari bahan-bahan yang sangat sederhana dan dihadiahkan sebagai penangkal bala bagi bayi-bayi yang baru lahir.
Salah satu contoh boneka tersebut adalah Amagatsu dan Hoko yang terbuat dari kayu sederhana berbentuk T dan dililit kain sutera putih yang berkilau.
“Boneka ini biasanya diletakkan di samping bantal bayi untuk menangkal malapetaka,” kata program officer The Japan Foundation Jakarta Isma Savitri saat menjelaskan isi pameran.
Pada tahun-tahun berikutnya, bentuk boneka menjadi lebih rinci dan semakin mirip manusia dengan bagian tubuh dan kepala yang proporsional. Busananya pun dirancang dengan keindahan dan ketelitian layaknya pakaian manusia.
Perkembangan boneka Jepang mencapai puncaknya pada zaman Edo (1603-1867), ketika keluarga kerajaan mengembangkan tradisi pembuatan boneka yang menyerupai kaisar, permaisuri, dayang-dayang, penyanyi dan pemusik kerajaan dengan detail yang mencengangkan.
Hingga kini, rangkaian boneka semacam ini masih banyak dipajang dalam lemari kaca berundak-undak di rumah-rumah di Jepang dan dipamerkan pada saat perayaan Hari Anak Perempuan, yang juga disebut Hinamatsuri, yang diadakan tiap tanggal 3 Maret.
Berbeda dengan boneka anak perempuan yang menggambarkan suasana pernikahan atau pesta, boneka anak laki-laki umumnya memiliki wujud ksatria dan dirancang berdasarkan cerita kepahlawanan atau legenda yang masyhur di masyarakat.
Masih pada segmen pertama, pengunjung dapat menikmati boneka Momotaro yang diilhami cerita rakyat yang sangat populer di Jepang.
Cerita ini mengisahkan seorang nenek yang menemukan buah persik raksasa yang mengapung di sungai saat sedang mencuci. Ketika buah itu dibelah, ia menemukan seorang bayi laki-laki di dalamnya. Nenek tersebut kemudian membawanya pulang dan merawatnya hingga tumbuh kuat dan perkasa. Di usia remajanya, Momotaro berpetualang ke negeri para raksasa dan membasmi mereka yang mengancam kotanya.
“Memberikan hadiah boneka ini pada keluarga yang baru saja melahirkan bayi laki-laki berarti mendoakan agar anak tersebut akan tumbuh kuat seperti Momotaro,” Isma menjelaskan.
Contoh Ichimatsu Ningyō yang dikirimkan sebagai tanda persahabatan antara Jepang dan Amerika Serikat pada tahun 1927. Foto/Sylviana Hamdani.
Pada segmen berikutnya, pengunjung akan menjumpai boneka-boneka yang dahulu hanya ada di rumah-rumah para bangsawan atau keluarga kerajaan.
Boneka-boneka ini biasanya terbuat dari serbuk gergaji atau kayu paulownia yang ringan namun kokoh. Kulit boneka-boneka ini terlihat halus dan mengkilap seperti porselen karena telah dipoles dengan serbuk yang terbuat dari kerang laut yang ditumbuk halus.
Kimono yang dikenakan boneka-boneka ini pun mencerminkan busana bangsawan pada masanya.
Salah satu boneka yang sangat populer di kalangan ningrat Jepang pada abad ke-17 adalah GoshoNingyō. Boneka yang berupa bayi montok yang sedang memegang kapal-kapalan di tangan kanannya ini sering dihadiahkan pada keluarga yang baru memiliki bayi dengan harapan sang anak akan mencapai keberhasilan dan kemakmuran dalam hidupnya.
Namun boneka yang dinilai paling mahal di jaman Edo adalah SagaNingyō. Boneka ini melambangkan sosok dewa keberuntungan yang sedang memegang pundi-pundi uang di tangan kirinya dan sebuah kipas terkembang di tangan kanannya. Mahkota dan kimono mewahnya berkilauan karena dilapisi lembaran emas murni.
Ragam boneka Kokeshi Jepang. Foto /Sylviana Hamdani.
Segmen ketiga dari pameran ini menampilkan boneka-boneka rakyat dengan beragam bentuk, bahan dan teknik pengerjaan dari berbagai wilayah di Jepang.
“Tadinya boneka hanya bisa dimiliki kalangan-kalangan tertentu di Jepang,” Isma menjelaskan. “(Tapi) lama-lama semua kalangan bisa memiliki boneka.”
Tentu saja, boneka-boneka yang dibuat dan dimiliki oleh masyarakat biasa di Jepang ini sangat berbeda dari yang ada di istana kerajaan atau rumah-rumah bangsawan.
Dari segi material, boneka-boneka ini umumnya terbuat dari bahan-bahan yang tersedia di daerah tersebut, seperti kertas, kayu dan tanah liat. Alih-alih dirancang oleh seorang maestro, boneka-boneka ini biasanya dikerjakan dengan tangan oleh para petani di sela-sela kesibukannya sehari-hari.
Salah satu contoh boneka rakyat Jepang yang paling terkenal adalah Kokeshi. Boneka ini berasal dari wilayah Tohoku di timur laut Jepang dan terbuat dari kayu pohon ceri yang memang banyak tumbuh di sana. Bentuknya yang lurus dan sederhana tidak mengurangi nilai estetisnya. Tubuhnya berbentuk silinder panjang tanpa lengan atau kaki dan dilukis dengan motif floral warna-warni sebagai pengganti pakaian.
Kokeshi juga termasuk salah satu cendera mata paling populer dari Jepang.
Namun boneka yang paling dicari warga Jepang yang sedang ingin mewujudkan suatu keinginan adalah Daruma.
Boneka ini terbuat dari bubur kertas yang kemudian dicat merah sebagai tanda keberuntungan. Bentuknya bulat telur. Dan pada bagian muka, boneka ini digambari wajah seorang pria dengan bagian mata dikosongkan.
“Biasanya di Jepang, kalau lagi mau kampanye (politik), calon-calon legislatif membeli Daruma,” Isma mengisahkan. “(Mereka) gambar (matanya) satu saat mengucapkan keinginan (untuk) terpilih. Matanya yang satu lagi baru akan digambar setelah keinginannya itu terwujud.”
Selain calon politisi, boneka yang melambangkan sang pendiri Zen Buddhism, Bodhidharma, ini juga digemari siswa-siswa yang baru lulus SMA dan akan menghadapi ujian masuk universitas.
“Biasanya (siswa-siswa itu) akan menggambar satu matanya sebelum mulai belajar,” tambah Isma. “Mata satunya lagi akan digambar bila berhasil lulus ujian dan masuk universitas favoritnya.”
Segmen ini juga menampilkan peta Jepang lengkap dengan boneka-boneka rakyat khas dari masing-masing daerah.
Pengunjung pameran juga bisa memperoleh informasi lengkap mengenai boneka-boneka tradisional Jepang dan cara pembuatannya melalui video 18 menit yang diputar berulang di ruang pameran.
Jarot Mahendra, pelaksana tugas kepala unit Galeri Nasional Indonesia, memberi tanggapan positif mengenai pameran yang sedang berlangsung di institusinya ini.
“Orang Jepang sangat menghargai kebudayaan mereka,” kata Jarot dalam wawancara khusus dengan Tirto.id.
“Baik pakaian maupun teknologi pembuatan boneka tetap mereka lestarikan dan diturunkan dari jaman orang tua mereka dan sampai saat ini pun masih diajarkan ke anak-anak.”
“Nah, di Indonesia juga harusnya seperti itu,” lanjut Jarot. “Ini pesan yang harus kita sampaikan ke generasi muda sekarang yang sudah banyak memegang gadget digital dan mulai lupa dengan budaya kita sendiri.”
Infografik Ningyo. tirto.id/Fuad
Ningyō di Pusaran Sejarah
Di era modern, Ningyō terus berevolusi dan mengalami perubahan-perubahan signifikan. Pada segmen keempat sekaligus terakhir pameran ini, pengunjung bisa melihat berbagai boneka Jepang yang memiliki mata biru besar, berambut pirang dan mengenakan busana-busana masa kini.
Uniknya, kehadiran boneka-boneka bergaya Barat ini turut dipengaruhi oleh seorang mantan misionaris Amerika Serikat yang lama bermukim di Jepang.
Pada tahun 1924, hubungan kedua negara memburuk karena diberlakukannya Immigration Act of 1924 yang melarang warga Jepang untuk pindah ke Amerika Serikat. Dr. Sidney Gulick, yang tinggal di Jepang dari tahun 1888 sampai tahun 1913, berinisiatif untuk memperbaiki keadaan ini.
Bersama sahabat-sahabatnya, mantan misionaris ini menggalang pengumpulan 13,000 boneka cantik yang kemudian dikenal sebagai American blue-eyed dolls untuk anak-anak Jepang. Boneka-boneka ini disambut baik di Jepang dan diajak berkeliling ke berbagai kota sebelum akhirnya dibagikan pada siswa-siswi di sana.
Sebagai balasannya, masyarakat Jepang juga mengirimkan 58 boneka Ichimatsu Ningyō yang menggambarkan wanita muda Jepang dengan kimono sutra berwarna cerah. Sampai sekarang, boneka-boneka ini masih disimpan di berbagai museum dan perpustakaan umum di Amerika Serikat.
Meskipun tidak berhasil membatalkan Immigration Act of 1924, peristiwa unik, yang kemudian dikenal sebagai Friendship Dolls ini, berhasil memperbaiki hubungan antara kedua negara pada saat itu.
Selain boneka-boneka bermata biru dan figur anime yang kini banyak digemari generasi muda, segmen ini juga menampilkan Joruri Ningyō, yaitu boneka pertunjukan hampir setinggi manusia yang digerakkan oleh tiga orang dalang, dan Oshie Hagoita, yaitu raket hias untuk olahraga bulu tangkis khas Jepang yang dibungkus dengan potongan kertas warna-warni hingga menyerupai tokoh-tokoh Kabuki.
Setelah tanggal 24 Juli, boneka-boneka ini akan diboyong dari Jakarta dan dipamerkan di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, dan kemudian Cush Cush Gallery, Denpasar, hingga tanggal 15 Oktober.
Pameran ini sungguh merupakan suatu kesempatan langka untuk menjelajahi keindahan dan kekayaan budaya boneka tradisional Jepang, sekaligus menelusuri sejarah panjangnya yang penuh makna.
21. "Aku tahu jika di setiap tatapan, kita akan terhalang oleh jarak dan juga waktu. Namun, aku akan tetap yakin jika nanti kita akan bertemu kembali."
22. "Ada sebuah harapan didalam kerinduan, yakni sebuah pertemuan dalam kenyataan."
23. "Rindu adalah rasa yang curang, di mana rindu akan selalu bertambah tanpa tahu bagaimana caranya untuk berkurang."
24. "Kau tahu jika aku rindu padamu, namun rasa rinduku lebih dari apa yang kau tahu."
25. "Rindu bukan hanya muncul disaat jarak yang jauh, namun juga dikarenakan keinginan yang tidak pernah terwujud."
26. "Aku rindu disaat memiliki kesempatan berbicara berdua denganmu, meskipun tak penting apa yang dibicarakan namun aku merasa bahagia jika ada di dekatmu."
27. "Rindu disaat dimana hadirmu merupakan pelengkap dari hidupku."
28. "Di Dalam diamku ini, terdapat sebuah rindu yang tak pernah terungkap."
29. "Aku rindu di saat kamu berjalan bersama denganku dengan tujuan yang sama, saling melindungi, mencintai dan saling membahagiakan."
30. "Merindukanmu merupakan caraku untuk dapat menyentuh hatimu dengan seluruh kasih sayang dan perhatikan."
1. "Orang terbaik untuk berbagi berkatmu adalah keluargamu, lanjutkan dan lakukan itu sekarang."
2. "Hubungan antara setiap anggota mungkin tidak selalu baik-baik saja, tetapi pada akhirnya akan baik-baik saja."
3. "Akan ada begitu banyak cuaca badai, tetapi tidak ada yang tidak bisa diselesaikan di sini."
4. "Dari awal hingga akhir, kita memiliki ikatan keluarga yang membuat kita lebih kuat dari sebelumnya."
5. "Selama kamu memiliki orang-orang yang berhubungan dengan darah ini yang menyemangatimu, itu membuat semuanya terasa baik-baik saja."
6. "Waktu menunjukkan kepada kita semua betapa pentingnya memiliki ikatan keluarga."
7. "Hal terbaik yang dapat kamu pelajari dalam keluarga adalah berbagi, memberi, peduli, dan selalu memaafkan."
8. "Kamu mencoba mencari kebahagiaan dan menemukannya dalam keluargamu pada akhir pencarian yang kamu lakukan."
9. "Pada akhirnya, ikatan keluarga itu penting."
10. "Hal-hal lain bisa mengubah siapa kita, tapi itu semua dimulai dari rumah kita sendiri."
TRIBUNJATIM.COM - Inilah chord gitar Bimbang - Melly Goeslaw.
Lagu ini merupakan Original Soundtrack (OST0 Film Ada Apa dengan Cinta?
Kini 'Bimbang' menjadi salah satu lagu viral di TikTok, dengan kutipan lirik 'kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa'.
Dalam artikel ini juga tersaji lirik lagu romantis galau 'Bimbang', selengkapnya.
Lirik lagu dan Chord Gitar Bimbang - Melly Goeslaw:
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Kubahagia Melly Goeslaw, Kunci Mudah Am: Diatas Bumi Ini Ku Berpijak
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Teko Lungo Ndarboy Genk dari Kunci G: Yen Lungo Yo Lungo Ojo Teko LungoC F C G
C F Cpertama kali aku tergugahC F Edalam setiap kata yang kau ucapAm Ebila malam tlah datangG Dterkadang ingin ku tulisDm Gsemua perasaan
Baca juga: Lirik Lagu Galau Tak Ingin Usai Keisya Levronka, Viral TikTok: Terluka dan Menangis, Tapi Kuterima
Baca juga: Chord Gitar Rindu Semalam - Titi Kamal, Lagu Romantis Galau Viral di TikTok Semalam Ku Tahan
Baca juga: Chord Gitar & Lirik Lagu Satu Kali Tulus, Viral di Reels IG: Kecil Hanya Sekali, Muda Hanya SekaliC F Ckata orang rindu itu indahC F Enamun bagiku ini menyiksaAm Esejenak ku fikirkanG D Dmuntuk ku benci saja dirimuG Cnamun sulit ku membenci
F Em Ampejamkan mata bilaDm G Ckuingin bernafas legaF G Em Amdalam anganku aku beradaDm Gdisatu persimpangan jalanCyang sulit kupilih
C F Cku peluk semua indah hidupkuC F Ehikmah yang ku rasa sangat tulusAm Eada dan tiada cintaG Dbagiku tak mengapaDm Gnamun ada yang hilangCseparuh diriku
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com
Lagu viral di TikTok dan Chord Gitar lainnya
kata-kata Rumi tentang cintakata-kata Jalaludin Rumi tentang rindukata-kata Jalaludin Rumi tentang tuhanquotes Jalaludin Rumi tentang kehidupankata-kata Jalaludin Rumi tentang sabar
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut 74 kata-kata Jalaludin Rumi tentang cinta dan tentang rindu serta tentang tuhan dan tentang kehidupan termasuk tentang sabar.
Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair Sufi Persia yang sangat terkenal dan berpengaruh.
Jalaluddin Rumi lahir pada tahun 1207 di Balkh, Persia (sekarang Afghanistan) dan wafat pada tahun 1273 di Konya, Turki.
Karya-karya Jalaluddin Rumi yang indah dan mendalam tentang cinta, Tuhan, dan spiritualitas telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia hingga saat ini.
Berikut 74 kata-kata Jalaludin Rumi tentang cinta dan tentang rindu serta tentang tuhan dan tentang kehidupan termasuk tentang sabar :
Demikian 74 kata-kata Jalaludin Rumi tentang cinta dan tentang rindu serta tentang tuhan dan tentang kehidupan termasuk tentang sabar.
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )
25. "Sekalipun kita jauh, jangan membenci jarak karena jarak membuat rindu itu terjadi."
26. "Rindu adalah rasa yang curang, di mana rindu akan selalu bertambah tanpa tahu bagaimana caranya untuk berkurang.'
27. "Kamu sadar betapa kamu sangat merindukan seseorang ketika sesuatu terjadi, baik atau buruk, dan satu-satunya orang yang ingin kamu beri tahu tidak ada di dekatmu."
28. "Jauhnya raga tidak akan menjadi masalah selama hati selalu merasa dekat."
29. "Aku hanya manusia biasa yang merindukanmu dalam diam, kemudian menghapusnya dengan air mata yang menetes."
30. "Meski awan telah selimuti cahayamu, tidak sedikitpun dirimu terlupakan dari anganku, sekiranya sebesar itulah rasa rinduku padamu."
Sumber: Mypurohith, PosBagus
Yuk, baca kumpulan kata-kata menarik lainnya dengan mengklik tautan ini.
Berita Video Spotlight Bukan Valentino Rossi, inilah 6 Pembalap MotoGp 2020 yang pernah Menang di Red Bull Ring
21. "Hati saya begitu kecil, hampir tak terlihat. Bagaimana Anda bisa menempatkan kesedihan besar di dalamnya? Dengar, Dia menjawab, mata Anda lebih kecil, namun mereka melihat dunia".
22. "Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan".
23. "Jualah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu".
24. "Luka adalah tempat di mana cahaya masuki Anda".
25. "Ikat dua burung bersama. Mereka tidak akan dapat terbang, kendati mereka tahu memiliki empat sayap".
26. "Jika Anda jengkel terhadap setiap gesekan, bagaimana cermin Anda akan dipoles".
27. "Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi".
28. "Kemarin saya pintar, jadi saya ingin mengubah dunia. Hari ini saya bijaksana, jadi saya mengubah diri saya sendiri".
29. "Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya".
30. "Hidup adalah perjalanan yang mengakibatkan keterpisahan demi kemanunggalan".
31. "Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu. Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya".
32. "Perempuan adalah cahaya Tuhan, dia bukan dicintai secara duniawi, dia berdaya kreatif, bukan hasil kreasi".
33. "Yang tergelap di dunia adalah rumah kekasih tanpa kekasih".
34. "Kata-kata lembut yang kita katakan kepada pasangan kita tersimpan di suatu tempat rahasia di surga. Pada suatu hari, mereka akan berjatuhan bagaikan hujan, lalu tersebar, dan misteri cinta kita akan tumbuh bersemi di segala penjuru dunia".
35. "Ketika aku jatuh cinta, aku merasa malu terhadap semua. Itulah yang dapat aku katakan tentang cinta".
Berita video fakta-fakta terkait David Luiz saat Arsenal kalah 0-3 dari Manchester City di Premier League, Kamis (18/6/2020) dini hari WIB.
tirto.id - Di Jepang, boneka bukan hanya sekadar mainan atau pajangan rumah seperti di tempat-tempat lain, melainkan juga memiliki nilai spiritual dan estetis yang tinggi.
Sejak zaman dahulu, tepatnya pada abad ke-7, bangsa Jepang telah menggunakan Ningyō, yang artinya “benda mirip manusia”, dalam upacara tolak bala.
Dalam ritual tersebut, untuk menghindari bahaya atau penyakit, pelaku upacara akan menghembuskan nafasnya pada boneka yang terbuat dari bilah-bilah kayu, kemudian menghanyutkannya ke sungai.
Ritual serupa ini masih dilakukan hingga kini di kuil-kuil Shinto di seluruh Jepang sebagai bagian dari upacara penyucian dosa.
Setiap bulan Juni dan Desember, umat agama ini akan mengambil wayang-wayangan berbahan kertas putih polos yang disebut Katashiro, lalu menghelakan sepenuh nafas ke atasnya sebagai perlambang bahwa ia telah memindahkan seluruh dosa-dosa kepadanya. Kemudian, kertas-kertas ini dilarung ke sungai sambil berdoa agar semua kesalahan di masa lalu terhapus dan diri mereka menjadi bersih kembali.
Dari ranah keagamaan inilah tradisi boneka berkembang dengan pesat di Jepang. Dikerjakan dengan melantunkan doa-doa baik dan ketelitian yang tinggi, boneka tidak hanya menjadi pembawa harapan, namun juga karya seni bernilai luhur serta cendera mata khas suatu daerah.
Saat ini, The Japan Foundation Jakarta tengah menyelenggarakan pameran yang bertajuk ‘NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese Dolls’ di Galeri Nasional Indonesia (GNI), Jakarta Pusat. Acara ini juga diadakan dalam rangka memperingati 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang.
“Di Jepang, Ningyō memiliki nilai kultural yang kuat dan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu,” Takahashi Yuichi, direktur jenderal The Japan Foundation Jakarta, mengatakan dalam bahasa Indonesia yang fasih saat pembukaan pameran di Gedung Serba Guna, GNI, tanggal 5 Juli lalu.
“Melalui pameran ini, kami ingin memberikan gambaran tentang perkembangan budaya boneka di Jepang, sekaligus mempererat hubungan persahabatan dan rasa saling pengertian antara masyarakat Jepang dan Indonesia,” lanjutnya lagi.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari pameran keliling yang diprakarsai The Japan Foundation Tokyo yang mengunjungi sekitar 80 museum dan tempat-tempat pameran di seluruh dunia setiap tahunnya.
Dikuratori oleh Mita Kakuyuki dari Tokyo National Museum, pameran ini menghadirkan 67 boneka dari berbagai periode dan wilayah di Jepang. Di GNI, boneka-boneka ini dipajang di Gedung D dan ditempatkan sesuai fungsi dan masanya, mulai dari boneka yang digunakan sebagai doa untuk pertumbuhan anak, boneka sebagai benda seni, boneka rakyat, hingga boneka dalam konteks akulturasi yang terjadi di zaman modern.
“Ragam Ningyō yang ditampilkan dalam pameran ini memberi kesempatan (bagi pengunjung) untuk mempelajari budaya Jepang, termasuk adat dan kebiasaan unik sesuai iklim dan lingkungan di Jepang,” Kanasugi Kenji, duta besar Jepang untuk Indonesia, mengatakan dalam bahasa Inggris saat pembukaan pameran di GNI.
Menariknya, pada malam pembukaan pameran, dubes Jepang ini mengenakan kemeja batik bergambar Ondel-Ondel Betawi, seakan menarik garis paralel akan kebudayaan boneka di kedua negara.
Berbagai boneka yang biasa dihadiahkan pada bayi laki-laki di Jepang. Di tengah adalah boneka Momotaro. Foto/ Sylviana Hamdani